DOA
------------------
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Puisi “Doa” merupakan sebuah puisi yang diciptakan oleh Chairil Anwar pada tahun 1943 yang menceritakan seseorang sedang mengalami kesusahan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Puisi ini mengangkat tema tentang ketuhanan. Makna dari puisi ini adalah kecintaan kepada Tuhan ketika dalam keadaan susah. Jadi, ketika penulis merasakan kekosongan jiwa, ia masih bisa berdzikir meskipun sangat sukar, berusaha mengingat Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mengharapkan pertolongan kepadanya.
Isi dari puisi “Doa” karya dari Chairil Anwar ini adalah tentang seseorang yang sedang mengalami kesusahan yang mendalam dan dia merasa jauh dengan Tuhan-nya. Dia merasa Tuhan sudah tidak lagi sayang padanya, karena Tuhan memberikan dia kebingungan.
Amanat yang terkandung dalam Puisi “Doa” ini yaitu:
- Kita harus tetap mengingat Tuhan dalam setiap keadaan.
- Ketika dalam kesusahan kita berdoa kepada Tuhan karena Tuhan maha penolong dan maha pengampun.
- Kita harus menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan.
- Hidup adalah sebuah pengembara yang suatu saat akan kembali kepada Tuhan.
Hidup dengan doa dan usaha. Sebagai makhluk harus tuunduk dan patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Segala daya dan upaya hanya atas petunjuk-Nya. Hubungan sesama manusia harus selalu terjaga untuk kebersamaan dalam merajut harapan setelah new normal pandemi Covid-19.
.
.
Penulis : Kak Myanto - (Pembina Pramuka SMP Islam Watulimo)
Sesungguhnya seseorang yang melatih (membiasakan) dirinya untuk menanggung kesulitan selama menuntut ilmu termasuk dalam ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 200)